Perkembangan HT atau Handy Talky
14/08/2009 06:28Sepertinya perangkat komunikasi radio Handy Talkie sudah jauh ditinggalkan para penggemarnya, tidak seperti ketika telepon seluler belum seperti sekarang ini. Kalau toh ada yang menggunakan Handy Talkie, kebanyakan hanya pada lingkungan terbatas, seperti mereka yang bertugas di bidang keamanan dan para anggota radio amatir yang masih setia.Pada saat ini kalau bukan mereka yang berkepentingan dengan pemakaian radio transceiver Handy Talky (HT), mereka tentu akan enggan untuk menenteng Handy Talky. Apalagi penampilannya sampai saat ini memang belum banyak berubah, ada yang dibuat sebesar ponsel atau bahkan lebih mini lagi, namun selalu berakibat pada pengurangan kualitas transmisinya dan akibatnya akses menjadi sulit .Kesan penampilan sebagai bagian dari anggota keamanan sangat melekat dan Handy Talky tidak bisa disembunyikan seperti halnya sebuah ponsel.
Rasa bangga bagi para petugas keamanan memegang HT, terutama karena memang semula hanya tingkat komandan yang dilengkapi fasilitas HT, sehingga mereka merasa menjadi orang penting dan selanjutnya sesama pemakai HT selalu memanggil dengan sebutan “nDan”, yang merupakan kependekan dari komandan.
Apalagi dengan HT maupun radio komunikasi lain bisa langsung diterima oleh banyak orang sekaligus sehingga untuk tujuan berkomunikasi dengan banyak orang masih merupakan pilihan yang mampu menandingi fasilitas telekonferensi.
Reinkarnasi HT pada ponsel melalui jaringan telepon seluler ini mendapat sambutan hangat di Amerika Serikat. Dengan segera layanan ini diikuti perusahaan lain, termasuk di Eropa dan negara-negara lain, tahun lalu. Selain itu, juga penyempurnaan teknologi yang digunakan, yaitu dengan apa yang disebut PoC (push-to-talk over celluler).
KOMUNIKASI HT biasa dilakukan secara langsung dari HT ke HT (point to point) atau bisa juga dari HT ke perangkat repeater untuk disebarkan ke HT lainnya. Untuk jangkauan yang jauh, misalnya untuk sebuah kota atau bahkan antarkota, kemungkinan alternatif kedua yang dipilih.
Sebenarnya secara prinsip tidak berbeda jauh dengan jaringan telepon seluler. Hanya, bedanya seluler membutuhkan repeater-repeater kecil yang diatur serapat mungkin satu dengan lainnya, sebaliknya repeater HT kalau bisa sesedikit mungkin dan jarak yang sejauh mungkin.
Untuk mencakup seluruh Pulau Jawa, repeater HT cukup didirikan sekitar 10 repeater di puncak-puncak gunung atau gedung tinggi. Sedangkan sistem seluler bisa sekitar 5.000 repeater kecil yang membentuk seperti sel..Jadi, sebenarnya kedua sistem itu tidak sempurna karena belum bisa menutup seluruh kawasan dan selalu ada blank- spot masing-masing. Dengan demikian, jika kedua sistem disatukan, akan memberikan coverage area yang lengkap.
APAKAH ponsel PTT atau PoC mampu menggantikan peran HT yang makin tenggelam saat ini?
Reinkarnasi ini memang tidak seratus persen menggantikan peran HT yang digunakan selama ini. Banyak hal yang bisa disempurnakan meski juga ada sisi lemahnya.Kelemahan pada radio transceiver terutama menyangkut keamanan informasinya. Semua pembicaraan melalui HT apalagi diketahui frekuensi receiver-nya akan bisa didengarkan oleh pihak lain.
Semua fasilitas perlindungan ini membuat HT menjadi sangat khusus dan harganya juga semakin mahal, selain bertambah tebal saja bentuk fisiknya. Sedangkan untuk digital maupun tone squelch saja tidak semua produsen HT menyediakan produknya.
Dalam hal ini, produk HT Motorola yang biasa bermain di commercial-band memang masih unggul. Sedangkan untuk produk radio amatir yang khusus untuk pita frekuensi amatir sangat tertinggal, barangkali hanya Yaesu yang belakangan meluncurkan produk yang mengimbangi produk Motorola, tetapi untuk jalur radio amatir.
Lalu, apa kelemahan pada ponsel PTT?Tentu ada, terutama pada biaya yang harus dikeluarkan. Berkomunikasi melalui jaringan seluler tentu tidak gratis dan hal ini yang akan membatasi. Tidak lagi bisa berbicara berpanjang-panjang seperti ketika menggunakan HT.
Dengan demikian, bisa diyakini, meski jaringan di Indonesia sudah mengoperasikan ponsel PTT, hal itu tidak akan menggusur pemakaian HT. Karena, pemakaian frekuensi pada HT boleh dibilang gratis, bahkan mereka tidak banyak tahu kalau frekuensi tidak bisa digunakan semaunya sendiri.Meskipun demikian, fenomena pemakaian HT melalui jaringan seluler diperkirakan tetap akan ramai. Terutama masyarakat umum akan bisa menggunakan ponsel HT ini tanpa takut-takut melanggar aturan keamanan karena HT baru ini tidak perlu lagi izin ataupun kecakapan tertentu, cukup membayar pulsa .
Dikutip dari : kelompokkami.wordpress.com
Tags:
———
Back